Secara default semua file yang dibuat ArcGIS seperti ‘Create Contour’ atau ‘Create TIN’ akan tersimpan ke folder C:\Users\’Nama PC’\Documents\ArcGIS\Default.gdb. Semakin banyak perkerjaan yang dibuat di ArcGIS semakin banyak pula data yang akan menumpuk didalam folder itu dan bercampur dengan pekerjaan-pekerjaan proyek lain. Ada kalanya saya pusing karena membutuhkan data kontur dari Project A yang pernah dikerjakan beberapa minggu lalu, namun nama dari file data yang dicari sudah tidak ingat lain. Hal hasil saya harus membuat dari awal lagi, padahal data yang hilang itu sudah diolah dan siap dipakai.
Oleh karena itu, penulis akan membagikan tips sederhana untuk memanajemen data ArcGIS dengan benar. Berikut langkah-langkahnya:
- Katakanlah sekarang kita sedang mengerjakan sebuah project baru, saat seperti ini saya akan membuat folder baru ‘PROJECT B’ dan didalamnya saya buat folder baru lagi dengan nama ‘Table of Contents’ disingkat TOC. Semua data-data mentah yang akan dipakai dan diolah saya masukkan disini seperti data DEMNAS, SRTM, RBI, dan sebagainya.
- Selanjutnya bukan ArcMap dan masukan data primer yang ingin diolah. Dalam latihan ini anggap saja saya ingin membuat kontur dari DEMNAS_1714_31. “Untuk tutorial lengkap membuat kontur dapat dilihat disini”. Maka pada tombol search ketik ‘Contour’ lalu pilih ‘Contour with Barriers’
- Setelah diklik maka akan muncul pop-up seperti dibawah ini. Pertama masukan Input Raster yaitu data DEMNAS_1714-31 lalu tentukan Contour Interval dan Index Contour Interval sesuai ketentuan kebutuhan. Dan selanjutnya disinilah bagian penting dalam manajemen data yang baik.
- Ubah lokasi default folder pada Output Contour Features. Pilihlah folder ‘Table of Contents’ pada dalam folder ‘PROJECT B’ lalu ketikan nama file > klik Save dan OK.
- Maka dalam folder ‘Table of Contents’ akan dihasilkan serangkaian file-file pada lingkaran merah. File-file ini pada dasarnya merupakan satu data spatial shapefile yaitu Contour yang dibuat tadi. Bisa dibayangkan ada berapa banyak file di folder default nanti jika 1 data spasial .shp saja menghasilkan banyak file.
- Tutorialnya belum berakhir. Kita lihat dulu hasil dari kontur yang dibuat tadi. Disini saya bertujuan mengambil kontur pada kaplingan kecil saja. Maka disini saya tambahkan file ‘KAPLINGAN B’. Saya akan crop atau ‘CLIP’ untuk istilah ArcMAP sesuai keinginan.
- Setelah disesuaikan dengan kebutuhan maka data kontur yang dibuat tadi sudah banyak yang dirubah.
- Nah, misalkan suatu ketika kita ingin mengerjakan Project lain yang membutuhkan kontur DEMNAS atau Kontur KAPLINGAN B maka kita cukup copy file tersebut lalu disalin ke folder project baru dan kita tak perlu membuat kontur atau mengolah ulang data yang sama.
- Keuntungan dari manajemen data yang baik tidak hanya sampai disitu saja. Seperti yang anda tau, pekerjaan ArcGIS tidak dapat dipindakan ke Komputer lain jika tidak di diubah menjadii ‘Map Package’. Dan orang yang menerima file tunggal ‘Map Package’ tidak dapat mengambil file-file data spasial seperti data Contour diatas.
- Solusi untuk masalah ini biasanya saya akan menyimpan file ArcMap.mxd kedalam folder Project B pula. Lalu saya compress menjadi PROJECT B.zip. Dengan begini teman saya yang membutuhkan file ArcMap ini akan lebih fleksibel untuk mengolahnya.