Survey Geolistrik saat ini bukan lagi hal asing dalam dunia survey eksplorasi dangkal, salah satunya dalam pencarian potensi sumber daya alam. Survey ini memanfaatkan injeksti arus listrik tegangan tinggi, dimana hasil tersebut bergantung pada resistivitas setiap batuan. Hal tersebut yang menjadi dasar interpretasi bawah permukaan berdasarkan resistivitas setiap batuan.
Survey geolistrik tidak hanya bermanfaat dalam dunia pertambangan dalam pencarian sumber daya alam. Salah satunya dalam identifikasi lapisan air panas ataupun sumber air panas. Dengan metode ini, struktur bawah permukaan bumi diprediksi dengan baik melalui nilai resistivitasnya. Metode geolistrik resistivitas menggunakan 2 buah elektroda arus dan 2 buah elektroda potensial yang disusun dengan aturan tertentu, sehingga dapat menggambarkan lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Analisis sistem panas bumi yang disesuaikan dengan resistivitas suatu batuan dimana semakin kecil resistivitasnya maka batuan tersebut berhubungan dengan sistem panas bumi. Penelitian Suciningtyas (2013; Saputra, 2020) yang menyatakan bahwa lapisan pembawa air panas adalah lapisan permeabel dengan nilai resistivitas kurang dari 40 Ωm. Saputra (2020) yang menjelaskan nilai resistivitas yang sangat kecil (< 10 Ωm) berkaitan dengan sumber air panas bumi.
Selanjutnya penggunaan geolistrik dalam pencegahan longsor. Aplikasi geolistrik dalam bidang kebencanaan digunakan untuk mengamati bidang gelincir longsor. Dari variasi beda resistivitas ini bisa diketahui perlapisan bawah permukaan tanah dan pada lapisan berapa terdapat lapisan bidang gelincir longsor. Bidang gelincir longsor ini sering kali ditandai dengan nilai kontras resistivitas antara lapisan atas dan bawah yang ada di bawah permukaan sebuah lereng (Novianti, 2019).
Informasi lebih lanjut dan layanan kemitraan dapat menghubungi admin@geosriwijaya.com maupun melalui Hotline GN Consulting +62 822-6971-9490/+62 822 8082 8978.
GN Consulting; Professional and Reliable